Meski sudah berusaha disaring, video konspirasi, kekerasan, rasis ataupun hoax masih membayangi YouTube. Dikutip detikINET dari CNBC, Pichai menegaskan pihaknya telah berusaha maksimal.
"Kami menjadi jauh lebih baik (menyaring-red) menggunakan kombinasi mesin dan manusia. Katakanlah kami sudah tepat 99%, kalian masih akan menemukan contoh-contoh (yang tidak baik-red). Tujuan kami adalah sangat meminimalisirnya sampai di bawah 1%," tandas Pichai.
Pichai mengakui Google mungkin tidak akan bisa mencapai taraf 100%. "Untuk apapun sistem dalam skala besar, hal itu berat. Pikirkan sistem kartu kredit, tetap ada beberapa penipuan," lanjut dia.
Pichai meyakini pihaknya akan melakukan perkembangan yang signifikan dalam menangkal konten negatif di YouTube. Selain itu, lebih cepat dalam menghapus video berbahaya.
Di sisi lain, Pichai menolak saran bahwa pemerintah akan lebih baik dalam menyelesaikan masalah di website semacam YouTube dan anggapan memecah perusahaan teknologi berujung hal positif.
"Skala besar menawarkan beberapa manfaat, penting untuk memahami itu. Perusahaan-perusahaan besar adalah yang berinvestasi paling banyak di teknologi seperti kecerdasan buatan," papar Pichai.
Selain itu, jika perusahaan AS dipecah, akan membuka peluang bagi negara lain untuk mengejar ketertinggalan. "Ada beberapa negara di seluruh dunia yang ingin jadi Silicon Valley berikutnya dan mereka mendukung perusahaan-perusahaannya," sebut Pichai.
Pichai meyakini pihaknya akan melakukan perkembangan yang signifikan dalam menangkal konten negatif di YouTube. Selain itu, lebih cepat dalam menghapus video berbahaya.
Di sisi lain, Pichai menolak saran bahwa pemerintah akan lebih baik dalam menyelesaikan masalah di website semacam YouTube dan anggapan memecah perusahaan teknologi berujung hal positif.
"Skala besar menawarkan beberapa manfaat, penting untuk memahami itu. Perusahaan-perusahaan besar adalah yang berinvestasi paling banyak di teknologi seperti kecerdasan buatan," papar Pichai.
Selain itu, jika perusahaan AS dipecah, akan membuka peluang bagi negara lain untuk mengejar ketertinggalan. "Ada beberapa negara di seluruh dunia yang ingin jadi Silicon Valley berikutnya dan mereka mendukung perusahaan-perusahaannya," sebut Pichai.
0 komentar:
Posting Komentar