4 Kamp Pemusnahan Nazi Ini Jadi Saksi Bisu Holocaust yang Memilukan

SEW0RD.COM, SPECIAL WORDHolocaust tidak bisa begitu saja hilang dari ingatan. Peristiwa tersebut menjadi satu-satunya peristiwa pembunuhan terbesar, paling keji, dan menyedihkan dalam sejarah umat manusia. Genosida besar-besaran itu terjadi saat Perang Dunia II pecah.

Nazi dengan Adolf Hitler sebagai pemimpinnya berhasil membangun kurang lebih sekitar 70 kamp konsentrasi di berbagai negara taklukannya. Menurut Moshe Lifshitz dalam "Zionism" p. 304, kamp-kamp itu terdiri dari kamp buruh, kamp transit dan pengumpulan, kamp tahanan perang, kamp rehabilitasi dan pendidikan kembali bangsa Polandia, kamp sandera, serta kamp pemusnahan.
Hitler dan Nazi memulai holokaus dari kamp-kamp tersebut. Tak hanya yang di eksekusi yang menjadi korban, tapi juga para tawanan kerja paksa yang mati karena kelaparan atau terserang penyakit.
Nah, di bawah ini ada empat dari 70 kamp yang dibangun Nazi sebagai kamp pemusnahan. Banyak cerita sedih di dalamnya dan jumlah korban menyentuh angka ratusan ribu. Seperti apa penampakan kamp-kamp tersebut? Yuk, kita cari tahu dan pelajari bersama.

1. Kamp Auschwitz

4 Kamp Pemusnahan Nazi Ini Jadi Saksi Bisu Holocaust yang Memilukanwikimedia.org
Kamp ini terletak di Polandia dan saat ini sudah menjadi situs warisan dunia yang di tetapkan oleh UNESCO. Kamp-kamp Auschwitz dioperasikan oleh perwira Schutzstaffel (SS) di bawah pimpinan Heinrich Himmler. Sebenarnya, nama kamp Auschwitz sendiri mengacu pada tiga kamp pemusnahan utama, yaitu Auschwitz I, II, dan III. 
Auschwitz I, digunakan sebagai pusat administrasi bagi seluruh kompleks kamp, dan merupakan tempat kematian sekitar 70.000 orang Polandia, kaum homoseksual dan tawanan perang Soviet. Sebenarnya, maksud utama dibangunnya kamp ini adalah sebagai tempat tawanan kerja paksa, itulah mengapa di gerbang masuknya, hingga saat ini tertulis "Arbeit Macht Frei" yang artinya "Kerja (itu) akan membuatmu merdeka".
Auschwitz II (Birkenau), sebuah kamp pemusnahan dan tempat kematian sekitar 1 juta orang Yahudi, 75.000 orang Polandia, homoseksual, dan sekitar 19.000 orang gipsi (orang Roma). Berbeda dengan Auschwitz I, maksud utama pembangunan kamp ini adalah untuk pemusnahan para tawanan yang 'memiliki kriteria khusus' untuk segera masuk ke dalam "Brausebad".
Auschwitz III (Monowitz), yang digunakan sebagai kamp kerja paksa untuk perusahaan Interessen-Gemeinschaft Farbenindustrie AG (IG Farben). Sebuah konglomerasi industri kimia milik Jerman. 

2. Kamp Jasenovac

4 Kamp Pemusnahan Nazi Ini Jadi Saksi Bisu Holocaust yang Memilukanwww.holocaustresearchproject.org
Kamp ini didirikan oleh pemerintah Kroasia di wilayah geografis dan historis, Slovania, Kroasia Timur selama Perang Dunia II. Kamp ini tidak dikelola dan didirikan oleh Nazi, melainkan oleh rezim penguasa yang juga merupakan organisasi bersifat fasis dan teroris, "Ustase". Kamp ini beroperasi mulai Agustus 1941-April 1945. Kamp ini juga merupakan salah satu kamp konsentrasi terbesar di Eropa yang diberi julukan "Auschwitz di Balkan".
Diperkirakan jumlah korban tewas di kamp konsentrasi ini berjumlah 100.000 orang yang terdiri dari 45.000-52.000 orang Serbia, 15.000-20.000 orang Romania, 12.000-20.000 orang Yahudi, dan 5.000-12.000 orang Kroasia dan Muslim Bosnia.
3. Kamp Sajmiste
4 Kamp Pemusnahan Nazi Ini Jadi Saksi Bisu Holocaust yang Memilukanwww.kathmanduandbeyond.com
Masih di negara Kroasia, kamp ini didirikan oleh Nazi di kota Zemun. Kamp ini dikelola oleh satuan Einsatzgruppen, yaitu regu penumpas yang bertanggung jawab atas seluruh pembunuhan massal, terutama dalam bentuk penembakan selama Perang Dunia II. Jumlah korban yang tewas di kamp yang resmi dibuka tanggal 28 Oktober 1941 ini berkisar antara 20.000-23.000 orang, sementara jumlah korban Yahudi diperkirakan berkisar antara 7.000-10.000 orang. 
Pada bulan Juli 1944 kamp Sajmiste resmi ditutup oleh pemerintah Kroasia, sedangkan sebagian besar orang Jerman yang bertanggung jawab atas kamp ini ditangkap dan diadili dengan cara diekstradisi ke Yugoslavia serta dihukum mati.

4. Kamp Dachau (Muchen, Bayern, Jerman Selatan)

4 Kamp Pemusnahan Nazi Ini Jadi Saksi Bisu Holocaust yang Memilukanres.klook.com
Ada cerita yang sangat menyedihkan dan menyanyat hati jika bicara tentang kamp pemusnahan yang satu ini. Kisah menyedihkan itu bermula saat para tawanan dibawa ke kamp ini dan mulai didata, dikelompokkan, dan dipisahkan dari kelompoknya. Orang-orang yang dikategorikan dalam kelompok orang yang "tidak produktif" atau "tidak berguna" akan langsung dimusnahkan. Kelompok "tidak berguna" ini adalah orang-orang yang terdiri dari orangtua, lansia, orang sakit, orang cacat, dan anak-anak dibawah umur 15 tahun.
Setelahnya, para tawanan akan diminta untuk berbaris di depan sebuah bangunan yang tidak mereka ketahui, yang ternyata adalah sebuah "krematorium". Sebelum masuk ke dalam bangunan tersebut, mereka akan diminta untuk melepaskan seluruh pakaian mereka, rambut mereka digunduli, dan bagi yang menggunakan gigi emas akan ditandai hingga saat mereka sudah menjadi mayat, gigi emas itu akan dicabut secara paksa.
Barang-barang bawaan para tawanan pun, seperti pakaian, perhiasan, dan lainnya akan disita. Lalu, mereka digiring masuk ke dalam "bangunan neraka" yang di dalamnya terdapat sebuah ruangan yang di atas pintunya bertuliskan "Brausebad" yang artinya "kamar mandi".
Ketika para nyawa tak bersalah itu masuk kesana, petugas akan langsung menyalakan "kran" yang berisi gas beracun, yang terdapat pada dinding dan plafon kamar mandi. Ketika para tawanan yang ada di "kamar mandi" tadi sudah mati, mayat-mayat itu akan langsung dibawa ke ruangan yang berada di sebelahnya lewat pintu yang terhubung dan langsung dibakar satu persatu.
Kamp konsentrasi Dachau dibuka pada tanggal 21 Maret 1933, bersamaan dengan naiknya Adolf Hitler ke puncak kekuasaan dan telah berhasil mengeksekusi sekitar 200.000 tawanan dari 30 negara.
Semua tawanan yang datang di kamp pemusnahan di atas atau yang sedang menunggu giliran untuk masuk ke dalam "bangunan neraka" itu kebanyakan tidak tahu jika mereka akan menemui ajal mereka dengan cara dieksekusi secara keji. Para tawanan yang tidak masuk dalam kelompok "tidak produktif" akan ditugaskan sebagai tenaga kerja paksa, tidak diberikan makanan yang cukup, hingga ikut menemui ajalnya karena mati kelaparan atau terserang penyakit.
Nah, untuk kalian yang belum tahu, ternyata ada orang Indonesia yang pernah merasakan penderitaan di kamp konsentrasi tersebut sebagai tawanan kerja paksa. Ia adalah Parlindoengan Loebis dan Sidartawan. Loebis berhasil bebas pada April 1945, namun tidak dengan Sidartawan yang meninggal di kamp Dachau pada November 1942 akibat kondisi tubuhnya yang memburuk.
Loading...
settia
Share on Google Plus

Tentang Kami RBNS Movie

Seword.Com - Special Word Media Adalah Sebuah Blog Online Yang Membahas Berbagai Macam Topik Atau Berita Yang Sumber Informasinya Berasal Dari Berbagai Media Online Terpercaya.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar